Saturday, July 20, 2013

Menjelang Idul Fitri Harga Emas Naik,Harga Diri Turun

Posted By: Unknown - 7:46 PM

Share

& Comment

Menjelang Idul Fitri Harga Emas Naik,Harga Diri Turun - Aceh yang dikenal sebagai bumi Serambi Mekkah, yang di atasnya ditegakkan negeri syariat, kini patut dipertanyakan. Pasalnya, kasus-kasus pergaulan bebas, kini marak terjadi di Aceh. Berbagai kasus dan dampak pergaulan bebas yang kerap terjadi di kota-kota besar, kini kerap pula terjadi di daerah ini. Terlebih, pascatsunami 2004, fenomena tersebut semakin mencengangkang. Tak berlebihan kalau kita umpamakan; Harga emas naik, tapi harga diri menurun.


Dilaporkan bahwa kasus pergaulan bebas terparah terjadi di Kota Lhokseumawe, dengan tingkat keterlibatan pelajar mencapai 70%, menyusul Banda Aceh sebanyak 50% (Serambi, 15/2/2013). Hal ini kemudian dipertegas lagi dengan berita “Seks bebas serius di Aceh” (Serambi, 4/3/2013). Sungguh, membaca berita ini, membuat saya sebagai seorang dara Aceh, merasa malu. Dara Aceh seakan kehilangan jati dirinya. Apakah hanya sebatas rasa cinta, mereka nekat melakukan perbuatan hina tersebut? Atau ada hal lain yang memaksakan mereka melakukannya?
Miris memang, melihat kenyataan bahwa wanita Indonesia sudah banyak yang kehilangan marwahnya. Terlebih dara Aceh, yang mayoritas membalut kepalanya dengan kerudung ikut terseret arus seks bebas yang merenggut keperawanannya. Sebenarnya, masalah ini sudah ada sejak 2009. Bisa dibayangkan, jika di awal Januari sudah ditemukan 15 kasus, bagaimana dengan kasus lain yang belum ditemukan, dan bisa dibayangkan akan timbul ratusan kasus lainnya pada akhir Desember 2013 ini.
  • Kebebasan muda-mudi
Kebetulan banyak di antara orang tua saat ini, setelah melepas anaknya ke Banda Aceh untuk menempuh pendidikan, umumnya strata satu (S1) atau hanya sekadar mengadu nasib kurang memantau anaknya. Peran orang tua sangat penting, jika dulu setiap kegiatan kita selalu dipantau oleh orang tua kita, kini setelah menyandang status sebagai anak kos, otomatis orang tua tidak mengetahui aktivitas apa yang telah kita lakukan seharian di luar sana.
Nah, di sinilah timbul masalahnya. Banyak orang tua yang sedikit mengabaikan buah hatinya. Walhasil, tak sedikit anak kos yang salah dalam memilah dan memilih pergaulan, bukan tidak mungkin, status anak kos yang jauh dari orang tua ini akan melakukan hal-hal yang melampaui batas. Kebebasan yang mereka kantongi, tak selamanya digunakan untuk hal yang positif.
Ada anak kos yang sering pulang larut malam, misalnya. Entah apa yang mereka lakukan di luar sana. Bagi anak kos yang tidak pernah diperhatikan gerak-geriknya oleh si pemilik rumah kos, maka dampaknya bisa fatal; Mereka pernah nekat membawa masuk teman lelakinya ke dalam rumah, dan hal yang tidak sepantasnya terjadi pun malah kejadian. Inilah satu penyebab yang menjadikan semakin maraknya seks bebas di Seuramo Mekkah nyoe.
Sepertinya Banda Aceh sudah mulai menjajaki posisi yang sama seperti kota-kota besar lainnya dalam hal free sex (seks bebas), jika kota-kota besar seperti Jakarta sudah sering terdengar kabar MBA alias married by accident, maka Banda Aceh pun seperti tak mau ketinggalan. Dari berbagai kasus yang ada, kasus MBA di Banda Aceh sudah marak terjadi, di mana sebagian besar pelakunya melibatkan remaja dan mahasiswa.
Awalnya mereka hanya bermesum ria di tempat-tempat sepi atau obyek-obyek wisata seperti Uleelheue, yang kini sudah ditutup saat malam hari menjelang. Di tempat lainnya mereka berkhalwat ria di rumah masing-masing saat penghuni rumah mulai kosong, dan ini adalah kenyataan lapangan yang pernah terjadi dan saya melihatnya sendiri di TKP alias tempat kejadian perkara.
Mengenai perkara ini, timbul pertanyaan murahan, bagaimanakah nasib si jabang bayi yang lahir dari kasus MBA ini? Apakah ia layak disebut sebagai anak haram? Sungguh ironis memang, bayi yang lahir ke bumi tanpa dosa itu disandingkan dengan nama “anak haram” sebab, masyarakat saat ini sering menyebutnya dengan panggilan tersebut.
Sebab, faktanya kerap ditemukan, setelah si wanita melahirkan si jabang bayi, tak segan-segan ia meninggalkan si jabang bayi ke berbagai tempat, termasuk di pekarangan rumah orang, di pantai dan tempat-tempat lain, seperti pernah diberitakan oleh berbagai media. Sadarkah kita perbuatan seks bebas yang umumnya dilakukan oleh kawula muda ini akan memicu terjadinya penyakit HIV/AIDS?
Terbukti berdasarkan penyampaian telekonferensi di aula BKKBN penderita HIV/AIDS di Provinsi Aceh pada Desember 2012 meningkat dibandingkan 2011 yang mencapai 161 kasus. Dalam kasus penyakit yang belum ditemukan obatnya ini, lagi-lagi Aceh Utara merupakan daerah tertinggi penderita HIV/AIDS yakni 19 kasus (Waspada, 18/2/2013). Sebagai anggota masyarakat, apakah perkara seperti ini dianggap sebagai persoalan sepele dan tak lagi tabu? Na’uzubillahi minzalik.
Walaupun saat ini pemerintah telah mengerahkan instansi terkait seperti Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU), Majelis Adat Aceh (MAA), Majelis Pendidikan Daerah (MPD), Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan (BP3A), Wilayatul Hisbah (WH), Dinas Syariat Aceh, dan tentu saja pihak kepolisian, Namun, saat ini seperti yang kita ketahui sering beroperasi dengan menggelar razia adalah WH.
Aceh yang mayoritas penganutnya beragama islam, mengerahkan WH demi meminimalisir terjadinya kasus khalwat dan mesum dalam ruang lingkup masyarakat. Banyak dari masyarakat Aceh yang menyetujui adanya WH, namun WH saat ini lagee deuh buleun, hanya terlihat sesekali saja, dan WH hanya memberikan ceramah singkat “jangan berdua-duaan di tempat yang sepi” bagi pelaku, jika kasusnya parah maka akan diberikan surat peringatan.
Jika saja WH lebih tegas, seperti mengecek tempat-tempat tersembunyi yang jelas-jelas sudah diketahui bahwa tempat tersebut merupakan ladangnya khalwat, maka sedikit demi sedikit kasus mesum ini akan semakin berkurang di Banda Aceh. Dengan begitu, kita tidak akan malu dengan sebutan Serambi Mekkah yang kini telah melekat kuat.
  • Jaga kehormatanmu
Akhir-akhir ini, melihat kenyataan sebagian dara Aceh lagee bungong han mubee le. Apakah pantas bidadari terindah yang akan menjadi pendamping hidup kita, diberikan mahar yang tinggi, sedang ia ternyata sudah tak perawan lagi. Entah apa yang ada di pikiran mereka, ketika akan melakukan perbuatan hina itu. Ketika hawa nafsu setan telah menggebu-gebu, maka ancaman siksa neraka yang pedih pun diabaikan demi terlampiasnya nafsu birahi. Dimanakah letak keimanan seseorang saat nafsu bejat menghampiri? Homhai.
Sebagai dara Aceh yang terkenal selalu menjaga marwahnya, jangan mau kehormatanmu direnggut begitu saja, oleh kekasihmu yang belum halal lahir batin. Sebenarnya untuk memberantas masalah ini mudah, hanya mengandalkan kesadaran masing-masing. Jika saja kawula muda mengerti dan menjaga batas-batas yang telah diketahui, insya Allah Aceh terbebas dari seks bebas.
Mendatagi balai pengajian juga menjadi alternatif, sebab iman seseorang tidak dapat diukur kadarnya, sehingga perlu diasupi ilmu Tauhid agar menjadi lebih terarah lagi hidupnya. Andai kita menyadari seutuhnya, jika keperawanan telah hilang, maka tidak ada lagi yang menjadi kebanggaan. Mari mulai sekarang kita berbenah diri, agar tidak menjadi pribadi yang merugi!
Jika kita telah memiliki pasangan yang belum sah secara agama, maka janganlah mengorbankan semua apa yang kita miliki.Sebab,seperti diungkapkan Ibnu al-Qayyim, “cinta sejati adalah cinta yang tidak sampai membuat agama, kehormatan, dan harga diri seseorang merusak hubungannya dengan Allah dan hubungannya dengan sang kekasih karena perbuatan haram.” Karena itu, wahai kaumku, wahai semua remaja dan masyarakat Aceh; Harga emas boleh naik, tapi harga diri jangan sampai turun!

About Unknown

Techism is an online Publication that complies Bizarre, Odd, Strange, Out of box facts about the stuff going around in the world which you may find hard to believe and understand. The Main Purpose of this site is to bring reality with a taste of entertainment

Copyright © 2013 MEDIA BLOGGER PEREMPUAN™ is a registered trademark.

Designed by Templateism. Hosted on Blogger Platform.